Site Loader
D'Botanica (BTC) Mall. P01/01. Pasteur, Bandung.

Bab 6

Trust Between Husband and Wife

Membangun Kepercayaan Suami Isteri

Kita telah membahas kemiripan-kemiripan Tuhan dengan manusia ciptaan-Nya. Kemiripan terjadi karena manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, tidak tampak lagi kemiripannya. Itulah sebabnya tujuan hidup orang percaya adalah berusaha mencapainya kembali. Menjadi serupa dengan Kristus! Bahkan Tuhan Yesus pernah berkata, ”Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”

Beberapa dimensi Allah yang harus dicapai sepanjang sisa hidup kita: 

(1) Allah Tritunggal saling berkomunikasi dengan baik di antara Tiga Pribadi, karenanya manusia dituntut pula untuk cakap berkomunikasi. (Bab 2)

(2) Tuhan ber-adventure ria, datang ke dalam dunia dan mengalami petualangan yang besar. Sejatinya, suami isteri tidak mungkin mengalami kebosanan pernikahan jika betul-betul mengalami Tuhan. Petualangan demi petualangan yang seru dan indah pasti Tuhan sediakan bagi kita. (Bab 4)

(3) Tuhan pasti memberi pengampunan yang tiada batas dan belas kasihan (mercy) yang tak bertepi. Dia selalu menyambut, membuka tangan ketika kita minta ampun kepada-Nya, berapapun besarnya dosa kita. Akhirnya, kita juga harus selalu belajar mengampuni pasangan kita yang bersalah, betapapun besar kesalahan dia. (Bab 5)

(4) Tuhan juga memiliki romantic side di dalam diri-Nya, karenanya manusia yang bergaul karib dengan-Nya otomatis romantis bersama pasangannya. (Bab 8)

Karakter-karakter Allah yang indah seyogyanya diimpartasikan pada manusia yang telah mengalami penebusan. Dahulu, ketika Yesus belum datang ke dunia untuk menebus manusia, usaha kita untuk mencapai gambar dan rupa-Nya sungguh tak mungkin. 

Setelah penebusan terjadi, mata kita dapat memandang Kristus, Dialah terang dunia, pokok anggur yang sejati dan contoh keteladanan hidup. Kita diberikan kuasa untuk mengalahkan dosa, apalagi Roh Kudus dicurahkan untuk memperbaharui hidup kita. Sekarang, tidak ada lagi yang mustahil! ”Yes, We Can!” kata Obama.

1. Trustworthy 

Saling percaya antar suami isteri. Kenapa harus saling percaya? Jelas, karena Tuhan adalah Tuhan yang Trustworthy. Dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Makanya kita juga harus trustworthy. Supaya jadi, harus punya kualitas-kualitas Trust, agar pasangan makin trusting kepada kita. Bukankah kita sedang belajar untuk mencapai kemiripan dengan Tuhan Allah?

Perhatikan kata-kata italics di bawah ini:

Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah. Tetapi Engkau, ya Allah, akan menjerumuskan mereka ke lubang sumur yang dalam; orang penumpah darah dan penipu tidak akan mencapai setengah umurnya. Tetapi aku ini percaya kepada-Mu.

Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan.

Apakah kualitas-kualitas Trust yang dapat kita pelajari dari Tuhan? Mari kita telaah lebih lanjut.

Trust bahasa Ibraninya batah. Berarti manusia bisa mengandalkan Tuhan, kita merasa aman saat berada dekat dengan Tuhan dan bersandar pada-Nya. 

Bahasa Yunani batah berarti iman, tidak melihat tetapi yakin. Walaupun mata tidak pernah melihat Dia tetapi mengandalkan-Nya. Sungguh hal yang indah kalau kita bisa bersandar kepada Tuhan. 

Kualitas-Kualitas Trust

Apa saja kualitas Trust yang dapat kita pelajari dari Tuhan kita? 

  1. Karakter yang Sempurna.

Ada karakter-karakter dimana manusia dapat bersandar kepada-Nya. Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.” 

Dari firman di atas kita menemukan, Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih dan setia, meneguhkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa, tetapi tidak sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman. Sungguh integritas yang sempurna. 

Allah memiliki karakter-karakter yang jelas. Dalam diri-Nya ada keindahan. Allah tidak pernah berubah dari dahulu sekarang sampai selama-lamanya. Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran

  1. Apa yang dikatakan Tuhan pasti terlaksana.

Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.

Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?

Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Apa yang dikatakan-Nya pasti terlaksana. Luar biasa! 

MASUKKAN BOX

Tuhan Pegang Janji

Ketika berumur 19 tahun, saya pernah membaca satu ayat firman Tuhan “Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus”. 

Saat itu kedua orang tua sudah meninggal, saya jadi yatim piatu. Kuatir sekali akan hidup ini. Siapa yang bisa saya percaya? Siapa yang boleh saya andalkan? Adakah aku memiliki masa depan yang indah? Sungguh hidup terasa gelap! 

Waktu saya membaca, ”Bapa bagi anak yatim…. itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus”, saya percaya apa yang dikatakan firman Tuhan ini benar dan apa yang dikatakan-Nya pasti terlaksana dalam hidupku. Saya mengamininya menjadi bagianku untuk selamanya.

Ajaib! Setelah papa mama tidak ada, Tuhan menjadi Bapa saya secara pribadi. Sampai hari ini saya tetap berada dalam perlindungan-Nya, tidak pernah kekurangan dan tidak pernah minta-minta makan. Dalam hidup tidak pernah mengalami kesulitan ekonomi yang parah karena Tuhan yang memberi perlindungan dan kecukupan. 

Bahkan seorang isteri cantik dan baik hati Ia sediakan bagiku, plus bonusnya yaitu tiga anak yang lucu-lucu. Baiknya Tuhan itu! Seperti kata Tuhan Yesus “Janganlah kamu kuatir akan hidupmu karena Bapa di sorga memelihara kamu.” Tuhan melaksanakan apa yang telah dikatakan-Nya. Percayakah Anda?

BOX SELESAI

  1. Tuhan mencintai kebenaran dan membenci dosa.

“Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.”

“Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau.

Tuhan menjanjikan berkat bagi setiap orang yang mengikut dan taat pada-Nya. Tapi Tuhan juga menjanjikan kutuk bagi orang yang melawan-Nya. Sifat trustworthy berarti mencintai kebenaran sekaligus membenci dosa. 

Tuhan menghadapkan kepada kita dua jalan. Satu jalan dimana manusia yang taat, dicurahkan berkat berlimpah. Jalan kedua adalah orang-orang yang melawan-Nya, niscaya akan mendapatkan penghukuman Tuhan. Sifat Tuhan sangat jelas di dalam jalan-Nya. 

4.  Kehendak Tuhan selalu baik walaupun keadaan nampak buruk.

Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. 

Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; 

Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. 

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 

Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. 

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Firman Tuhan di atas menyatakan bahwa kita dapat memercayakan hidup kepada pimpinan-Nya, apapun yang terjadi. “Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.” Jalan Tuhan selalu baik. Tetapi bagaimana kalau suatu ketika Dia membawa kita ke dalam berbagai kesulitan? Masih yakinkah Tuhan itu baik? 

Pemazmur berkata “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” Walaupun kesulitan menimpa tidak berhenti, tetapi Tuhan menyertai dengan persenjataan lengkap! Ada masa peperangan yang harus dilewati, apapun kesulitannya.

Seringkali kita melihat gunung yang tinggi sebagai halangan besar, masalah juga begitu. Sekarang, waktu melihat gunung tersebut, bagaimana sikap kita? Mari kita ’setel’ pikiran kita, siapa tahu Tuhan mau mengajak Naik-Naik ke Puncak Gunung… dan menundukkannya! 

Menundukkan gunung? Okeylah! Pelan-pelan kita mulai naik ke puncak, setengah mati….. Berjalan terus karena Tuhan memimpin di depan. Lelah, letih, cape, haus tapi tidak takut, ada Tuhan di sana. Begitu sampai di puncak, apa yang ada di sana? Ternyata ada pemandangan indah di balik gunung! Nun jauh di sana samar-samar kelihatan sebuah kota yang sangat cemerlang! Akhirnya kita tahu, kesanalah Tuhan mau membawa melewati sebuah masalah. 

Setelah masalahnya tamat, Tuhan membentuk karakter kita makin tangguh. Bahkan kerugian diganti dua kali lipat! Itulah keyakinan kita bahwa kehendak Tuhan selalu baik. Apapun situasinya, yang penting Tuhan menyertai. 

2. Aplikasi Trustworthy Bagi Suami Isteri

Kita sudah membahas beberapa dimensi trustworthy-nya Tuhan. Sekarang, apa aplikasi Trustworthy bagi suami isteri? Tentu kita mau mengejarnya supaya menjadi bagian kita untuk selamanya. Apa saja itu?

1. Karakter yang dapat dipercaya. 

Apakah sebagai suami atau isteri memiliki karakter-karakter Tuhan dalam diri kita? Jika Tuhan bisa dipercaya, apakah Anda bisa dipercaya? Jika Tuhan selalu bisa diandalkan, apakah Anda bisa diandalkan?

Sebagai isteri, apakah suami percaya bahwa Anda seorang yang panjang sabar, memiliki cinta kasih, memiliki keindahan yang bisa dinikmati?

Sebagai suami, apakah isteri percaya Anda memiliki rencana masa depan yang agung dan indah, dan akan membawa seluruh anggota keluarga ke sana? Atau Anda sedang membawa mereka menuju ketidak pastian? Mari kita bangun trustworthy dalam diri kita.

2. Apa yang dikatakan pasti terlaksana. 

Jika karakter trustworthy seperti Allah nampak dalam diri suami, maka ketika bicara dan janji sesuatu, isteri pasti percaya. Jika gagal memenuhinya, jangan salahkan isteri jika suatu ketika dia berkata,” Kamu mah cuma OMDO (Omong Doang)!” 

Pernah satu pagi saya berjanji kepada Liana akan membawa putri kami Joylynne ke dokter, tapi seharian cepat sekali berlalu dan saya lupa total akan janji itu. Waktu sudah tiba waktunya, Liana mengingatkan,”Jangan lupa yah ke dokter.” 

Aduh! Saya juga ada kegiatan lain saat itu, sudah janji lagi mau datang, so bagaimana dong? Yang mana yang harus saya dulukan? Sungguh tidak enak hati…akhirnya saya memilih mengantar Joylynne dulu ke dokter dan cepat-cepat menyusul mengejar janji berikutnya. Sungguh melelahkan. Paling gampang bilang, ”Na, sorry aku lupa, besok aja ya ke dokternya!” Kalau sering-sering terjadi, pastinya trustworthy kita pelan-pelan ambruk di hadapan isteri.

3. Mencintai kebenaran dan membenci dosa. 

Ketika kita belajar trustworthynya Tuhan, JALAN kitapun bisa dipercaya karena menjauhi dosa. Sebaliknya, orang-orang yang tidak trustworthy suka dengan dosa. 

Sangat mengerikan jika pasangan hobi berdosa. Misalnya, suami banyak melakukan perjalanan keluar kota, isteri pastilah uring-uringan. Jangan-jangan… Suami iseng mencari pelacur. Atau jika suami suka berjudi, isteri takut didatangi debt collector. Tahu-tahu kehilangan rumah karena digadai berjudi.

  1. Memiliki tujuan akhir yang baik walaupun sulit.

Jika pasangan jelas bersikap, berkarakter baik, apa yang dikatakan pasti terlaksana dan jalan hidupnya menolak dosa, Anda pasti merasa aman dekatnya. 

Apalagi, jika pasangan tahu motivasi dan tujuan akhir Andapun baik, mempertimbangkan matang-matang jalan dan keputusan yang diambil, maka kesulitan apapun yang Anda hadapi pasti akan didukung mati-matian sampai tetes darah terakhir. Sebagai orang yang dipercayai, apakah Anda yakin bahwa keputusan dan tindakan Anda membawa kebaikan bagi seluruh anggota keluarga?

Seorang isteri pernah berkata, “Saya percaya suami saya tidak pernah memikirkan keluarga.” Waduh, ini Negative Trust, percaya sesuatu yang buruk. Bukan trust seperti ini yang saya maksud, tapi Positive Trust. Percaya pada karakter dan tindakan yang pasti menghasilkan kebaikan.

7 (tujuh) Dimensi Trust

Positive Trust dalam beberapa dimensi: 

  1. Kesetiaan dalam hal seksual. Aku percaya bahwa pasanganku menjaga kekudusannya. (Lebih lanjut lihat Bab 8 Romance in Marriage).
  1. Aku percaya pasangan tidak akan menyakiti, menolak atau memanipulasi aku apapun juga alasannya. Dia tidak memperalat. Memanipulir termasuk minta bantuan kalau ada maunya. Ketika tidak ada keperluan, cuek saja. 

Biasanya isteri merasa diperalat suami sebagai objek seks. Dekat-dekat kalau pengen… Kalo tidak, dipegang pun tidak. Trust akan tumbuh, jika percaya pasangan tidak melakukan hal itu. 

  1. Aku percaya pasangan mencintai dan mengasihiku tanpa motivasi-motivasi yang buruk. Mengapa mau menikah denganku? Apa karena mau berbagian kekayaan dan warisan? Apa karena aku memiliki pekerjaan yang baik? Apa karena mau menumpang hidup? Motivasi buruk seringkali menguasai karena kita semua telah jatuh dalam dosa. Lihat saja Sinetron di TV, temanya perebutan kekuasaan, kekayaan, sikut sana sikut sini, bahkan pembunuhan anggota keluarga. Mengerikan! Pastinya, terilhami dari banyaknya kegagalan keluarga berada.
  1. Aku percaya bahwa pasangan memilih keutuhan dan kebahagiaan pernikahan sebagai Tujuan Utama Hidupnya dengan menjadi Family Man / Woman

Contoh yang buruk, sewaktu pacaran mengisi dengan hura-hura. Setelah menikah dan punya anak, isteri tidak bisa lagi, harus merawat anak. Sementara suaminya tetap dengan kebiasaan lama. Sungguh menyakitkan! Dulu bersatu dalam keriaan masa muda. Sekarang, dengan datangnya tanggung jawab salah satu pihak tidak peduli. 

Dimensi trust tumbuh jika mengutamakan kebahagiaan dan keutuhan keluarga, termasuk hubungan suami isteri dan anak-anak. Sangat indah kalau kita yakin pasangan memiliki pemikiran seperti ini. Betul-betul aman dan tenang berdekatan dengannya. Walaupun sibuk, tapi tahu dia memikirkan kebahagiaan keluarga sebagai salah satu tujuan utama dalam hidupnya. 

  1. Aku percaya bahwa dalam keadaan marah sekalipun, pasangan tidak akan meninggalkanku. 

Saat ribut besar atau perang dingin, otomatis ingin berjauhan. Dalam dimensi trust ini, walaupun marah besar kita percaya pasangan tidak akan membuang atau meninggalkan kita. Artinya, pasti kembali untuk membicarakan sampai tuntas dan berbaikan.

Jika saat ini Anda marahan dengan pasangan, berjanjilah di hadapan Tuhan bahwa Anda akan kembali bicara dengannya dan serius membereskan apa yang menyebabkan kemarahan dan kekacauan. Bereskan step by step, ilmunya ada di Bab 3 Resolving Conflict. 

Isteri seringkali takut membuat suami marah karena takut ditinggalkan. Akhirnya disimpan dalam hati sampai membusuk. Tidak heran mukanya kusut masai tertekan luar dalam.

Bagi setiap suami yang pernah marah, beritahu isteri bahwa Anda memang marah. Anda butuh waktu untuk sendiri dulu tetapi pasti akan kembali untuk menyelesaikannya, ”I’ll Be Back!”  

Ketika melihat perbuatan dosa, keji atau jahat, kita harus marah, Tuhan juga seperti itu. Ketika melihat bangsa Israel berbuat jahat, Tuhan marah dan memberikan hukuman. Marah tapi tidak meninggalkan mereka. Ketika bangsa Israel berseru dan bertobat, Tuhan datang kembali memberi pertolongan. 

  1. Aku percaya bahwa pasangan punya rasa takut akan Tuhan dan keinginan untuk selalu memenuhi kehendak-Nya. 

Dalam hati yang terdalam pasangan tahu bahwa kita mementingkan Tuhan, di tempat tersembunyi sekalipun. Kita seyogyanya takut kepada Dia yang tidak kelihatan, sehingga seluruh tingkah laku selalu memancarkan kebenaran dimanapun. Kalau Anda seperti ini, pasangan bisa trust luar biasa! 

Ketika mencari pasangan hidup yang seiman, bukan faktor seagama saja tetapi jelas mengandung faktor ini, orang yang takut akan Tuhan bisa dipercaya. Ditambah, pasti rela taat dan mau memenuhi kehendak-Nya. 

  1. Aku percaya bahwa Aku adalah orang yang dapat dipercaya. 

Yakinkah diri Anda bisa dipercaya? Di dalam sejarah hidup Anda, kalau berjanji adakah ditepati? Mari mereview kembali jalan yang pernah Anda tempuh. 

Hari ini, apakah Anda termasuk orang yang dipercaya masyarakat, gereja, dan terutama oleh pasangan? Jangan sampai pasangan dalam hatinya kehilangan kepercayaan. Bahkan menghina diam-diam karena berbagai janji muluk yang tidak pernah Anda penuhi.

Ability To Trust

Apa faktor yang mempengaruhi seseorang bisa Trust atau tidak?

Katakanlah, seorang suami betul-betul takut pada Tuhan. Sudah benar-benar mengalami pertumbuhan kerohanian. Karakter Tuhan ada dalam hidupnya. Jika berkata Ya berarti Yes, jika Tidak berarti No, tidak dibolak-balik. Kemanapun pergi mengutamakan Tuhan dan membenci dosa. Dalam hatinya selalu ada hal-hal indah yang dipersiapkan dan hadiahkan bagi seluruh anggota keluarga. 

Di sisi lain, walaupun suami SUPER baik. Seorang yang takut Tuhan dan Trustworthy pula, ternyata isterinya tetap tidak bisa percaya suaminya. Aneh sekali bukan…?Apa yang sesungguhnya terjadi?

1. Kesalahan masih pada diri sang suami (Suami hanya sebagai contoh).

Dari ketujuh dimensi trust, ternyata tidak semua digenapi sempurna. Ada dimensi-dimensi yang pernah gagal. Satu saja gagal, mempengaruhi trust keseluruhan. Ada kalanya suami khilaf, tidak sengaja. Terjadi begitu saja diluar kemauan dirinya, tapi fatal akibatnya. 

Misalnya: Sebagai Auditor. Ditugaskan kantor ke luar kota. Kebetulan partner yang ditugaskan menemaninya seorang wanita. Sepanjang hari selama tujuh hari terus bersama-sama. Perasaan akrab, dekat dan senangpun tidak bisa dipungkiri. Apalagi orangnya luwes, cantik dan menarik. Siapapun yang normal tergoda dibuatnya.

Semenjak itu, walaupun tugas sudah selesai, di kantor jadi sering makan siang bersama. Kalau sudah pulang, suka SMS-an atau telponan. Pelan-pelan tercium oleh isterinya. Jelas sakit hati. Suami yang mengasihi isterinya ini sadar dan langsung menjaga jarak puluhan meter dengan teman kantornya. Puji Tuhan bukan?

Tapi sejak itu, sebaik apapun sang suami. Sulit sekali bagi isteri untuk menaruh trust-nya kembali. Suami di matanya GAGAL TOTAL! Tidak BISA dipercaya! Gampang TERGODA! Ga bisa JAGA diri, dan berbagai julukan baru buat sang suami. Oh..Sungguh tidak mudah! Seorang yang Trustworthy harus senantiasa menjaga ketujuh dimensi trust. Tuhan pasti menolong menjagainya! 

Dalam hal ini berlaku pepatah: Tak ada gading yang tak retak. Isteripun seharusnya memaafkan dan melupakan. 

2. Kesalahan pada sang isteri.

Dalam psikologi perkembangan Erick Erickson, ternyata masalah trust sangat dipengaruhi sejak kecil. Umur 0 – 1 tahun disebut Fase Basic Trust vs Mistrust. Jika berhasil dilewati, muncul Basic Trust, dasar untuk percaya. Jika tidak, Mistrust menguasai. Sulit percaya. 

Apa yang menentukan keberhasilan melewati fase ini? Penting peranan orang tua yang membesarkan bayi. Katakanlah bayi tersebut menangis – seperti kita tahu bayi hanya memiliki tiga kemampuan, yakni: Menangis, menangis lagi dan menangis senantiasa. 

Ketika lapar menangis. Waktu basah ngompol, menangis. Saat kedinginan, menangis. Jostein putra pertama kami, sewaktu bayi, ukuran suhu AC-nya berubah sedikit saja, sudah bolak-balik resah dan Oek! Oek! Memang rentan bayi itu! 

Waktu bayi menangis memerlukan pertolongan (Cry For Help). Basic Trust atau Mistrust terbentuk tergantung apakah orang tua cepat tidak menolong sang bayi. Kalau pun ditolong, tetapi harus menunggu terlalu lama atau dipegang secara kasar (mishandle), niscaya terbentuk Mistrust, rasa tidak percaya pada orang terdekatnya. Dia merasakan dunia ini jahat. 

Jaman ini memang jaman sulit, kedua orang tua bekerja. Akhirnya anak diasuh baby sitter. Tanpa sadar, pengaruh yang buruk terjadi ketika baby sitter-nya gonta-ganti. Padahal anak 0-1 tahun butuh lengket (attachment) dengan seseorang, seharusnya sang ibu. Anak di luar pengertian terpaksa beradaptasi dengan babysiter yang baru. Jelas cara mengasuhnya beda. Jika situasi ini terjadi terus menerus, muncullah Mistrust. 

Masuk masa dewasa, tanpa sadar dia tidak bisa percaya orang. Bawaannya curiga terus dan terus negatif. Bahkan perjalanan imannya naik turun cepat sekali. Kadang percaya, kadang tidak pada Tuhan. Sulit bertumbuh imannya. 

Padahal, kemampuan memercayakan diri pada seseorang itu sangat penting, apalagi dalam kehidupan pernikahan. Suami harus bisa memercayakan hidup pada isteri, demikian juga sebaliknya. Akhirnya, mereka berdua memercayakan diri pada Tuhan yang Empunya kehidupan itu. 

Celaka! Kalau suami isteri tidak percaya dan curigaan melulu.

Apakah Anda sukar percaya pasangan? Padahal dia sudah menunjukkan hal-hal yang indah dalam perbuatan, tingkah laku, serta perkataannya. Bagaimana mengatasi diri Anda sendiri? Jangan sampai ketidak percayaan menggelisahkan pasangan dan berakibat buruk pada keintiman suami isteri.

Seorang yang fase trustnya tidak terbentuk (Mistrust), gampang retak (fragile) saat terjadi perubahan. Padahal perubahannya tidak besar. Misalnya sang suami biasa pulang kerja jam 5. Begitu pulang lebih malam, sang isteri mulai marah-marah, tidak senang, trustnya tidak terbentuk dan tidak mampu beradaptasi. 

Suami berkata,”Say, saya tidak bisa pulang karena pekerjaan kantor menumpuk, beberapa hari ini saya pulang malaman.” Bagaimana respon sang isteri? ”Okey Pa, baik-baik ya di kantor.” Tapi, lain di mulut lain di hati. Aneh, isteri tidak mampu terima begitu saja. Karena berharap skedulnya bisa berjalan. Kalau suami pulang malam, makan bersama jadi hilang, ngobrol bersama tidak ada, dan Family Altar terpaksa harus pimpin sendirian. Waktu sesuatu berubah, dia mulai kesal. Kemarahannya perlahan-lahan menguasai. 

Banyak orang memendam amarah dan tidak kelihatan. Topengnya berlapis-lapis. Tapi di dasar hati yang terdalam gelisah dan khawatir terus. Merugikan diri, karena membuat perasaan tidak tenang. 

Baginya, hidup harus terskedul. Suami wajib pulang jam 5 sore, anak harus sudah di rumah jam 1 siang. Kalau berubah sedikit saja jadi keki. Kalau ditilik-tilik, kenapa bisa begini? Sederhana saja, tidak terbentuk trust semasa kecil. Modal Ability To Trust-nya NOL besar.

Selain faktor dari lahir, faktor lain yang harus dikenali adalah pola-pola yang diwariskan orang tua. Pola tersebut akan terjadi SAMA ketika kita berhubungan dengan pasangan. Misalnya, dulu orang tua suka marah tanpa alasan, jangan-jangan kita juga begitu. Orang tua cenderung saling mencurigai, tahu-tahu kita juga memiliki faktor bawaan dan kecenderungan yang mirip. Kita perlu melihat apakah pola-pola yang kita bawa sekarang disebabkan masa lalu kita. 

Hi para isteri! Suami Anda jelas bukan Ayah Anda. Mereka DUA orang yang berbeda. Saya mengenal seorang isteri yang tidak percaya papanya. Memang papanya berhubungan gelap dengan wanita lain. Anehnya, hari ini sang isteri diliputi dugaan yang tidak-tidak pada suaminya. Cepat sekali curiga, padahal suaminya jelas seorang yang baik dan dapat dipercaya. 

Tapi, kalau papanya bisa dipercaya, anehnya ketika dia bersuamikan Two Faces, maksudnya Serigala Berbulu Domba, gampang sekali dia dibohongi! Terlalu polos. Sampai tidak punya Alarm Pendeteksi Perselingkuhan. Jadi, faktor Basic Trust dan Mistrust yang mempengaruhi. 

Karenanya, mari kita memperbaharui pikiran kita. Seorang yang dewasa mampu merancang ulang trust dalam dirinya. Melalui pengalaman hidup bersama Tuhan, trust yang tadinya terombang-ambing, dapat melemparkan jangkar yang kuat. Walaupun di tengah perubahan, misalnya pindah rumah, pernikahan, sakit penyakit, kehadiran anak-anak, masuk sekolah, suami pindah kerja dan lain sebagainya. Tetap kuat mempelajari dan mengembangkan trust. Dengan pertolongan Tuhan yang dapat dipercaya, ditambah pasangan yang trustworthy, kemampuan trust pasti kokoh terbangun…

Saya berdoa Anda memiliki pasangan yang terpercaya. Punya Trustworthy of God. Sekaligus Andapun dapat diandalkan. Saling percaya satu sama lain. Mari terus menjaga diri, dan tidak putus-putusnya membangun Trust bersama pasangan. 

Ingat! Trust dibangun berdua, bukan sendirian. 

Kita memerlukan waktu yang lama. Paling tidak seumur hidup sampai maut memisahkan. Ini adalah sebuah proses. Tanamkan terus dimensi trust dalam pernikahan Anda. Supaya anakpun tahu, bahwa orang tuanya bisa dipercaya dan menjadi modal karakternya di masa depan.

Akhirnya, kita harus betul-betul mengalami jamahan Tuhan dan pertolongan Tuhan. Kalau hari ini Anda telah memiliki pasangan yang bisa dipercaya, PUJI TUHAN! Percayalah kepadanya secara total.

Post Author: admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *