Untuk membaca bagian 1, klik disini.
—
2. Stress dan Kelelahan Mental.
Dari kesibukan muncullah stress dan kelelahan mental.
Dari penelitian 4 Badan Dunia: The Global Burden of Disease, Bank Dunia, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), dan Harvard University pernah menyingkapkan tahun 2020 depresi menjadi penyebab utama Disability di Asia.
Ciri-ciri depresi: Hati hampa dan kosong, kehilangan minat, energi turun, over sleeping/ tidur melulu atau sebaliknya susah tidur yang mengakibatkan metabolisme tubuh mengalami kekacauan, tidak nafsu makan, sulit mengambil keputusan, merasa diri tidak berharga, cepat sekali tersinggung, pikiran negatif menguasai sangat kuat seperti bahaya akan datang sewaktu-waktu dari empat penjuru bumi.
Depresi ada yang ringan dan berat. Jika berat, perlu bantuan konseling, supaya kembali hidup. Jauh lebih berat lagi perlu ke psikiater untuk mendapatkan bantuan obat-obatan guna menenangkan dirinya.
Jika dibiarkan, depresi bisa semakin parah mengakibatkan kelumpuhan hidup (disability). Orang yang depresi tidak bisa romance. Romance butuh kreativitas, dan minat. Dia malah sudah malas melihat pasangan. Pikiran dan perasaan negatif terus akhirnya bisa marah-marah terus, pasangan so pasti tidak nyaman ketika berada dekat dengan dia.
Apa itu disability? Tidak mampu.
Ketidakmampuan bekerja, belajar, berkompetisi, dan melayani Tuhan. Tidak sanggup berpikir normal dan tidak mampu memelihara keutuhan rumah tangga. Akibatnya, menyembunyikan diri, pasif, diam saja, diajak ngomong tidak merespon dengan baik. Jika bekerja pun tidak cakap berkompetisi lagi. Akhirnya, lumpuh.
Adakah Anda merasakan gejala-gejala ini? Ini adalah batu besar bagi kehidupan pernikahan. Akhirnya, kita tidak lagi menemukan keberadaan bersama pasangan sebagai hal yang nikmat dan indah.
Bagi orang depresi, keberadaan pasangan malah menyebalkan, karena dia sedang menyembunyikan diri.
Kenapa orang depresi ?
Karena fokus hidupnya hanya pada hasil…hasil…dan hasil. Hasil menjadi satu-satunya tolok ukur kehidupan. Jika keberhasilan menjauh lalu menghilang, mulailah dia turun ke jurang yang curam dan gelap.
Sudah lupa bahwa hidup juga adalah relasi dengan Tuhan dan manusia. Yesus Kristus datang ke dunia untuk memulihkan relasi tersebut. Dosa telah menghancurkan relasi itu. Tuhan tidak lagi bisa menerima manusia yang berdosa, tetapi Kristus telah mati di atas kayu salib, Dia telah menebus kita dari dosa, sehingga relasi yang rusak itu dipulihkan!
Karenanya, relasi dengan Tuhan dan orang yang kita kasihi menjadi sesuatu yang berharga yang harus dirawat dan diperjuangkan seumur hidup!
Beberapa waktu yang lalu saya melihat di Mall, suami isteri yang sudah tua sekali. Rambutnya sudah putih, tapi masih bergandengan tangan. Sangat menawan! Jika melihat anak muda gandengan tangan itu biasalah, tidak surprise.
Tapi kalau sudah menikah puluhan tahun, jalannya masih gandengan sungguh ajaib! Ternyata lemnya masih kuat! Lemnya Lem Besi.
Three Ring
Alkisah, ada tiga macam cincin (ring) pernikahan. Sebelum menikah, orang biasanya mengenakan cincin pertunangan (Engagement Ring). Waktu menikah dan berkata: Yes, I Do suami istri bertukaran Wedding Ring. Setelah menikah, eh…mengenakan satu cincin lagi yaitu Suffer Ring. (penderitaan). Entah ini becandaan atau seriusan.
Kehadiran suffering memang tidak disukai. Walau demikian, penderitaan tak selalu buruk. Firman Tuhan telah menyingkapkan: Penderitaan justru membangun kerohanian, membentuk karakter, menghasilkan ketekunan dan memaksa kita mencari wajah Tuhan. Firman Tuhan telah membalikkan konsep penderitaan. Dia malah cakap mengokohkan & memuliakan manusia, demikian juga dalam pernikahan.
Salah satu penderitaan yang inevitable adalah beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Ada suami atau isteri yang tidak kuat menjalani proses ini. Kenapa? Karena ada suami yang menemukan isterinya tidak mau berubah. Sudah dikasih tahu masih begitu aja, demikian pula si isteri memandang suami, sama saja.
Perlahan-lahan tapi pasti mereka menjauh. Ketika suami tidak bisa mengontrol isterinya, suami menenggelamkan diri dalam pekerjaan.
Isteri lari kemana? Ke anak-anak. Anak-anak jadi mainan. Pelan-pelan suami isteri ini terpisah. Jujur saja, tidak ada lagi keakraban di antara mereka, karena tidak cakap mengenakan Suffer Ring.
Berdekatan dengan orang yang dikasihi, sambil menyadari masing-masing orang berdosa, tidaklah mudah. Kalau tidak ada kasih Kristus, tidak mungkin dapat bertahan dan menang dalam suffering ini.
(bersambung)
Pdt. Chang Khui Fa
Passionate Marriage Mentor
Mari bergabung dalam seminar HYBRID ONSITE & ONLINE. Daftar:
https://linktr.ee/FamilyInsight
WONDERFUL LOVE (s*x) IN MARRIAGE
Sebuah seminar yang akan MENGOKOHKAN relasi Anda berdua & memaparkan penyingkapan terdalam tentang KEINDAHAN SEKS dalam PERNIKAHAN, bersama PDT. CHANG KHUI FA, S.E., M.DIV. & DR. DEDE BUDIMAN, SP.PD, M.KES.
ποΈKamis, 1 Juni 2023 (Hari Libur Kesaktian Pancasila)
π°οΈ09.00-12.30 WIB.
πD’Botanica (BTC) BW Room GF Floor.
Jl. Djunjunan 143-149 Bandung.
Pendaftaran Per Couple:
EARLY BIRD sd. 21 Mei only Rp. 100K.
(Tempat Terbatas)
Investasi termasuk:
Makan siang, Coffee & Snack, Makalah & Certificate.
π: 0851- 5521 – 1837 (Admin)